Thursday, July 5, 2007

Tak Berarti

waktu berdetak
aku retak tergeletak
dalam kotak-kotak
pelena jiwa tertolak

tak sanggup tak hidup
tak kuasa tuk merasa
secuil asa ..

kapan jiwa menari
dalam rima indah puisi
akankah jiwa terbangun
dalam keindahan hidup penuh arti?

rusak sudah
kembali retak
tergeletak kembali
kembali terbelenggu
dalam kotak-kotak
pengunci jiwa tertolak


-senin110607-

Menanti Mati

disini aku
memahat hati
menanti mati

bertanya Tuhan
kapan pasti
hanya Dia sendiri

Kegalauan hati
Kemarahan hati
menanti mati

Tidakkah aku sadari
dosa menggerogoti
belum terobati?

tanpa tahu malu
disini aku
meminta mati ..

senin,110607

Ketika Musholaku Rubuh (2)

berdiri aku diantara puing
memandang sekeliling

tiada terlihat lagi
bangunan kokoh
tempat manusia roboh
di hadapan Allah

tiada terdengar lagi
adzan berkumandang
mengundang manusia datang
berkhusyu' dalam lapang

kapan ini kan berlanjut
lima seruan seolah terlupa
lima panggilan tiada berjumpa

dalam tangis irama tasbih
dalam tangis melantun doa
semoga musholaku yang rubuh
kembali menjulang di antara siang ..


-masihpuasasenin110607-

Ketika Musholaku Rubuh (1)

lagi...
hati tidak menentu
tak tahu kegilaan macam apa ini
entah setan
entah iman
setan mengalahkan iman

enaklah dikau wahai saudara
rumah dekat mushola
mudah mengadu pada-Nya
mudah minta bantuan-Nya

Untuk kesekian kalinya
setan mengalahkan iman

musholaku yang rubuh,
kemana aku kan berlabuh?

musholaku yang rubuh,
menunggu aku dijamu subuh...


-puasasenin,110607-

Hujan

titik-titik terjatuh dari surga
tetes demi tetes pengenyah dahaga
pelega raga

sepi yang membayang,
hilang melayang..
terguyur membaur lumpur..

tetes air bersayap
pelenyap senyap ~

Kebodohan

ibarat debu beterbangan
memerihkan pandangan
namun tak berharga

Serupa awan tak membawa hujan
mengecewakan tanah gersang

meracau dalam galau...
berjalan dan terus berjalan
tanpa arah tujuan

menunggu...
Saat maut
datang menjemput

Ketika itulah kebenaran
Tak lagi terbantahkan.
Tangis penyesalan,
tak lagi mendatangkan
belas kasihan..

Tak takutkah kita?


-anti-parafrase"Muhasabah"-
ar-risalah(71):Mei'07

Bola Lampu

Bola lampu..
Kau membuatku tersipu,,
dan tersapu...

Akan Kemana?

Beranikah aku
melarung samudera
melintas benua?

terpatri tekad
terlekat kuat
keinginan merambah dalam langkah
melangkah meski tak kenal arah

terpisah biarlah
jauh dari rumah
menggapai hari cerah..

Misteri Waktu

Waktu berjalan lebih cepat dari awan
Sekarang akan segera menjadi tadi
Nanti segera menjadi saat ini

Waktu ...
Maukah engkau berputar balik ?
Meski hanya sedetik ?

libur diantara pagi

Senang hati
UAS telah berganti
hati yang mati
kembali reinkarnasi

Namun belum pasti
Sabtu pagi
Masih mengutat diri
Menghadapi
Mat Aplikasi

... suatu hari ,,
saat libur dua hari ...

Kamu

Darimu
Tak kuingin janji
Namun tingkah terpuji

Karenamu
Hidupku dalam imajinasi
Nan penuh sensasi

Untukmu
Cukuplah bait puisi
Namun sarat isi

Puisi Setengah Jadi

Kata tak kuasa sapa,
menyapa pagi ...

cakrawala langit,
hamparan angin,
kalbu bumi,

ritme menguji jiwa

aku tak bisa
bila harus melelapkannya
aku tak kuasa
bila harus melenyapkannnya

apakah aku lelaki,
yang tak kenal balas budi?
tak mau aku jadi,
lelaki tanpa harga diri!

terjatuh aku dalam kubangan,
kubangan renungan
terbunuh aku dalam kuburan,
kuburan pikiran

Jiwaku lelah,
Nuraniku terbelah,
Batinku merintih,
dalam perih ...

hal jazaa ul ihsaani illal ihsan
"Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan pula" *

semburat angan,
menyirat kenangan..
saat kesepian dalam penantian
teman selau bisa jadi pegangan


* -ar rahman (55) : 60-

Berselimut Dingin

Di pagi yang dingin
aku kepanasan.
keringat bercucuran.

aku lelah,
di saat yang lain lelap.

bermandikan angin,
berhembus hawa dingin menembus kain.

aku menggigil,
di antara kerikil kecil.

Dingin pagi merangkul badan,
mengenyahkan angan.
Peluh,
membasuh tubuh,
mengalir jauh.

Akankah dingin mengalahkan rasa ingin?

Aku tak ingin,
dingin kembali...
menebasku.

Salam Dari Alam

Kutitipkan salamku pada angin yang menderu
pada air yang mengalir tanpa mengenal lelah
pada hujan yang terjatuh dari awan yang semula seputih kapas
pada bintang yang senantiasa bersinar di langit yang kelam
pada matahari yang menyingkap kegelapan di dalam hatiku
juga pada sahabat-sahabat yang setia menemaniku..

Ku Tak Tahu

Aku takkan pernah tahu
kemana langkah akan mengarah
kemana tubuh akan berlabuh
aku ini makhluk hina
berlumur dosa

Cinta perbudak manusia
Manusia diperbudak cinta
Katanya cinta nikmat
Tapi haruskah untuk nikmat,
Manusia turun derajat?

Meretas Cinta

Kembali
terbuai cinta sesaat
terlena cinta katanya nikmat
memang cinta laknat
memang cinta sesat

agungkan cinta
luapkan rasa
inikah cinta
nikmat terasa?

Mengapa?

Dalam ketidakmampuan
mengapa aku masih memikirkan
cinta..

Dalam kepayahan
masih juga terbersit
cinta..

Mengapa?Mengapa?Mengapa?

Lagi cinta Lagi

cinta datang lagi..
cinta kembali lagi..

dalam penantian pagi,
lagi-lagi cinta lagi..

Bertemu Mimpi

Mentari di pagi,,
Mengganti hari...
Beranjak ku pergi,,
Menggapai mimpi,,
Bersua jati diri...

Tuhan...
Adakah kau disini,,
Menemani di kala sendiri,,
Merindu di kala sepi??

Puspaningtyas

Gerimis... dalam diri seorang gadis.
Nampak teriris... dalam tangis.
Untaian kata berbaris merangkai nada.
Nurani merangkak menggapai nirwana.
Akankah jiwa ini,
Hidup kekal dalam derai tawa air mata?

Air mata ini... tak juga berhenti.
Isak tangis menyayat hati, tersakiti.
Lelap dalam senyap, terucap seolah kepulan asap.
Erangan perih tertatih lirih, pedih, ringkih.
Dalam dawai sunyi tiada berbunyi.
Ah... gadis manis itu... kembali menangis.

purut

diayangnamanyatakmaukusebut,,
diayangjadikankupenurut,,
diayangbuatkularut,,
dalamombakyangsurut,,
dalamapiyangdisulut...

diayangnamanyatakmaukusebut,,
bukannyaakupengecut,,
kujugabukansemut,,
yangtakkenaltakut,,
marmutbersuarumput,,
mulutmengenalparut...

diayangnamanyatakmaukusebut,,
ahh..
lebihbaikakukentut...

Ditelan Malam

malam ini kembali sepi
kegelisahan menjamahku
kegelapan menggerayangiku

Senyap menyapa
aku dikerubung sepi
kesendirian menari-nari di sekitarku

kepasrahan menggeliat bangun
terkepung aku oleh ketakutan
di depanku gelisah tertawa mengejek
di belakangku gelap siap melahap

aku disekap oleh senyap
aku lenyap...

Inside The Silent

dalam diam
dua jiwa bertengkar dalam diriku
menggoyahkan iman
meneguhkan iman

pusing tujuh keliling mendera
kalbu tergerogoti
jiwa yang memberontak
nurani yang tetap
diam..

putih menutup hitam
hitam menutup putih
sendirian aku menentukan
kegalauan jiwa dalam ketidakpastian

biarkan raga dalam derita
asalkan jiwa gapai pelita


-senin,040607-

Bulan menatapku

malam itu,,
bulan menatapku.
terang,,
namun sepi bintang.
Tatapan muram,,
lewat cahaya nan temaram.
Wahai bulan..
kemana awan,,
teraku setia sebagai kawan?

Bulan kembali menatapku,,
Mengajari kesepian dalam keremangan.
Bulan yang menatapku,
menerangi malam kelam,,
nan seindah pualam.

Sepi hening tiada bergeming.
dalam tatapan bulan,
aku merasakan dekapan.
dalam senyuman bulan,
aku dapat merasakan,
anyaman berjuta makna di balik buaian.

Beranikah aku balas menatapmu,
bulan?
menatap nanar,
sinar pendar bulan,
menguar datar,
dalam planar cakrawala terhampar.

Masihkah aku sanggup menghindar?
dari realita yang tak mungkin terkejar?

kembali menatap bulan...
aku tidak sedang terbuai!
dalam mimpi yang mencipta sepi.
memandang langit terang tanpa bintang,
.tenang.
meratap,
menatap bulan berselimut langit tak beratap.

ah, sialan!
pelan, perlahan...
engkau mulai berjalan,
bulan.
Dalam bias senyuman,
aku terpaku.
Bulan memang menatapku!

Hatiku Berkata

Saat aku terlena dan terpana,,
Seakan terlalu lama,,
Menatap dunia yang fana,,

sesosok wanita,,
ataukah ia,,
Peri yang menjelma??
mungkinkah ia,,
Turun dari Surga??

Aku hanya bisa bertanya,,
Tanpa bisa berkata,,
Ia...
hiasi hariku dengan tawa,,
menuntunku menjadi dewasa,,

Dan ketika...
rasa itu tiba,,
aku kembali bertanya,,
apakah ini Cinta??
ataukah hanya Nista??

Popular Posts

Blog Archive